Seperti yang dilansir dalam jurnal
Menopause, penelitian ini menemukan bahwa laju osteoporosis pada ibu
yang melahirkan pertama kali saat remaja usia 18 tahun sebesar 62,4% dan
pada ibu yang melahirkan pertama kali saat berusia 24 tahun atau
setelah melewati masa remaja sebesar 35,8%. Tingkat risiko patah tulang
pada kedua kelompok masing-masing sebesar 5,4% dan 2,2%.
“Wanita yang pertama kali hamil saat
remaja menghadapi kemungkinan peningkatan risiko osteoporosis setelah
menopause dan rentan mengalami patah tulang,” kata peneliti seperti
dilansir Wall Street Journal, Jumat (8/6/2012).
Menggunakan dual energi x-ray
absorptiometry (DXA), peneliti menemukan bahwa pada wanita menopause
yang pernah hamil saat remaja, kepadatan tulangnya secara keseluruhan
lebih rendah pada tulang pinggul, leher dan tulang belakang dibandingkan
pada wanita menopause yang tidak pernah hamil saat remaja. Wanita yang
hamil saat remaja memiliki risiko 1,84 kali lipat terkena osteoporosis
setelah menopause dibandingkan dengan yang tidak pernah hamil di usia
remaja.
Kesimpulan ini tetap ada bahkan setelah
dilakukan penyesuaian untuk faktor usia, usia saat mensruasi pertama,
usia saat menopause, indeks massa tubuh, tingkat pendidikan, kebiasaan
olahraga, pendapatan rumah tangga, asupan alkohol, asupan kalsium,
asupan energi, status perkawinan, riwayat merokok, penggunaan terapi
hormon dan dan kadar vitamin D.
Tim peneliti menemukan bahwa
dibandingkan dengan perempuan yang tidak memiliki riwayat kehamilan saat
remaja, wanita yang telah menopause dan pernah hamil saat remaja lebih
tinggi risikonya terkena osteoporosis.
0 Komentar
Berharap memberi masukan untuk lebih baik lagi