Konon, di sebuah desa di perbukitan ada seorang anak gadis yang 
sangat cantik dan mempesona. Anak gadis tersebut bernama Oryu. Dia 
mempunyai kebiasaan untuk mengunjungi sebuah pohon oak besar yang tumbuh
 di atas bukit dekat desanya. Dia percaya bahwa pohon oak besar tersebut
 mempunyai roh penghuni. Ia sering datang ke tempat itu untuk memberikan
 persembahan.
Suatu saat Oryu bertemu dengan seorang pria muda yang tampan. Oryu 
dan pria muda tersebut saling jatuh cinta. Sebenarnya, pria tampan 
tersebut merupakan penjelmaan dari roh penghuni pohon oak besar yang 
selama ini ia kunjungi. Sejak saat itu, kebiasaan untuk mengunjungi 
pohon oak besar di atas bukit dihentikan. Sebagai gantinya Oryu dan pria
 tersebut saling bertemu di desanya. Pada saat malam ketika Oryu dan 
pria itu tidak bisa saling bertemu, angin akan berhembus daro arah bukit
 dengan membawa serta bau harum pohon dan beberapa lembar dauh pohon oak
 sampai ke jendela kamarnya.
Pada suatu hari, wajah sang pria kelihatan begitu sedih. Oryu memberanikan diri untuk bertanya.
“Hari ini engkau kelihatan sedih, ada apa gerangan?” tanya Oryu penuh perhatian.
“Setelah saat ini mungkin aku sudah tidak akan bisa lagi bertemu denganmu” kata sang pria dengan sedih.
“Kenapa kau bilang begitu? Ada apa? Kenapa kita tidak bisa bertemu lagi?” tanya Oryu agak bingung.
“Setelah saat ini mungkin aku sudah tidak akan bisa lagi bertemu denganmu” kata sang pria dengan sedih.
“Kenapa kau bilang begitu? Ada apa? Kenapa kita tidak bisa bertemu lagi?” tanya Oryu agak bingung.
Tetapi sang pria tidak menjawabnya. Ia diam seribu bahasa.
Saat itu tersebar berita bahwa para bangsawan di Istana Kyoto akan 
membangun sebuah istana baru yang sangat besar. Karena itu mereka 
membutuhkan bahan kayu yang besar dan banyak pula. Di tempat lain tidak 
ada pohon oak yang sebesar yang ada di atas bukit itu. Keliling pohon 
oak di atas bukit itu sepanjang kurang lebih tiga meter, sudah pasti ia 
akan ikut ditebang untuk pembangunan istana di Kyoto.
Beberapa hari kemudian, akhirnya kekhawatiran sang pria menjadi 
kenyataan. Beberapa orang petugas penebang pohon berdatangan ke atas 
bukit. Mereka menyiapkan kapak yang besar-besar dan gerobak untuk 
mengangkut kayu pohon. Karena pohon oak tersebut sangat besar, maka 
waktu 1-2 hari tidak cukup untuk dapat merobohkannya. Namun, selain itu 
ada hal aneh yang terjadi. Setiap kali para penebang pohon itu menebang 
beberapa bagian batang pohon, keesokan harinya bekas tebangan tersebut 
telah hilang. Tidak ada bekas luka tebang pada pohon tersebut. Para 
penebang tersebut sangat bingung, berhari-hari mereka berusaha untuk 
menebang pohon oak tersebut tapi belum juga berhasil.
Sesungguhnya, setiap malam ketika para penebang itu tertidur, angin 
kencang bertiup ke arah pohon oak tersebut. Hembusan angin yang kencang 
itu membawa terbang serpihan-serpihan kayu bekas tebangan. Kemudian 
serpihan-serpihan kayu tersebut dihembuskan angin dan menempel kembali 
ke luka bekas tebangan. Demikianlah, akhirnya pohon tersebut utuh 
kembali keesokan harinya.
Setelah merasa frustasi dan bingung, pada suatu hari datanglah salah 
seorang istri penebang kayu. Dia mengatakan bahwa semalam bermimpi 
mengenai pohon oak tersebut. Dalam mimpinya ia mendapat petunjuk cara 
menebang pohon besar itu. Menurut petunjuk mimpi tersebut, setiap kali 
menebang pohon itu, serpihan-serpihan kayunya harus dikumpulkan dan 
langsung dibakar. Demikian seterusnya hingga serpihan kayu terakhir saat
 pohon tersebut roboh. Akhirnya, para penebang pun mencoba melakukan 
pekerjaannya sesuai petunjuk dalam mimpi tersebut. Dan ternyata 
berhasil. Pohon oak yang kelilingnya tiga meter itu dapat ditumbangkan. 
Setelah memotong batang pohon itu menjadi beberapa potong, para penebang
 itu lalu menaikkan ke atas gerobak. Namun hal aneh terjadi lagi. 
Gerobak pembawa pohon oak tersebut tidak bisa digerakkan maju. Akhirnya 
pimpinan penebang itu mengusulkan agar mereka meminta tolong Oryu di 
desa karena Oryu yang selama ini memberi persembahan kepada sang pohon. 
Mungkin roh penghuni pohon itu akan mau menuruti perkataan Oryu. Setelah
 Oryu berada di depan gerobak, maka gerobak itupun mau berjalan hingga 
ke Kyoto. Tidak beberapa lama kemudian, istana baru di Kyoto berhasil 
dibangun dengan sempurna


0 Komentar
Berharap memberi masukan untuk lebih baik lagi